Batu – Betapa gembiranya para siswa TK Al Falah, di Kota Batu, Jawa
Timur. Mereka memiliki ruang kelas yang terbuat dari pesawat bekas
komersil jenis HS 748 buatan Inggris. Ruang kelas unik itu baru saja
diresmikan hari ini, Kamis (7/6).
Ya, Lembaga Pendidikan Al Falah menyulap pesawat Hawker Siddeley (HS) 748 buatan Inggris, menjadi ruang kelas untuk siswa TK dan Play Grup. Hal itu dilakukan demi menunjang semangat belajar anak-anak usia dini tersebut.
Pesawat HS 748 merupakan eks maskapai Buoraq yang dipakai anak perusahaannya Abadi Air. Setelah masa operasinya di Indonesia habis pada 2004 lalu, pesawat dilelang dan dibeli oleh H. Zainul Arifin, seorang pengusaha bidang perbaikan pesawat di Juanda, Surabaya. Pesawat itu lalu dibawa ke Kota Batu untuk dijadikan kelas bagi siswa TK di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Menurut Zainul, kondisi pesawat masih utuh dan 90 persen masih seperti aslinya. Kapasitasnya bisa menampung 58 siswa. “Siapapun bisa masuk dan sekolah di sini. Nanti akan diajari doa-doa setiap hari. Kita akan ciptakan siswa lebih agamis. Apalagi untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu," katanya. Di dalam ruang kelas itu juga disediakan video pembelajaran untuk siswa dan ruang perpustakaan.
Zainul mengatakan, pesawat ini dibeli pada pertengahan Desember 2011 lalu. Membutuhkan waktu sekitar dua bulan, untuk mengubah ruang pesawat menjadi kelas. "Kalau siswa lain ingin studi banding ke sini, hanya dikenai biaya kebersihan sebesar Rp5.000. Ke depan bisa dikembangkan menjadi lokasi outbond juga," jelasnya. Sumber(ITA/Foto: Antara)
Pesawat HS 748 Disulap Jadi Ruang Kelas
BATU, KOMPAScom - Lembaga Pendidikan Al Falah di Kota Batu, Jawa Timur, menyulap pesawat Hawker Siddeley (HS) 748 buatan Inggris, menjadi ruang kelas untuk siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Play Grup (PG). Hal ini dilakukan demi menunjang semangat belajar anak-anak usia dini tersebut.
Pesawat HS 748, yang diberi nama Abadi Air tersebut, adalah eks maskapai Buoraq yang dipakai anak perusahaannya Abadi Air. Setelah masa operasinya di Indonesia habis pada 2004 lalu, pesawat dilelang dan dibeli oleh H Zainul Arifin, seorang pengusaha bidang perbaikan pesawat di Juanda, Surabaya.
Setelah sekian lama, pesawat tersebut dibawa ke Kota Batu menjadi kelas untuk siswa TK yang berlokasi di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. "Soal berapa harganya kurang etis saya sebutkan. Yang penting ini untuk kepentingan generasi muda ke depan, agar memiliki cita-cita tinggi dan berguna bagi agama dan bangsa," kata H Zainul Arifin, yang juga menjadi Ketua Yayasan Al Falah, ditemui menjelang acara persemian ruang kelas TK Al Falah tersebut, Kamis (7/6/2012).
Menurut Zainul, pesawat tersebut bukan untuk bermewah-mewahan. "Setelah diresmikan, siapapun bisa masuk dan sekolah di sini. Nanti akan diajari doa-doa setiap hari. Kita akan ciptakan siswa lebih agamis. Apalagi untuk anak-anak dari keluarga miskin," katanya. "Pesawat masih utuh. Sebanyak 90 persen seperti aslinya. Kapasitasnya bisa menampung 58 siswa," katanya lagi.
Di dalam ruang kelas ini juga disediakan video pembelajaran untuk siswa dan ruang perpustakaan. "Pesawatnya masih aktif. Pembelajarannya memang dibuat unik. Sekolah ini bisa dinikmati kaum muslim dan non muslim. Tapi khusus hari Jumat untuk siswa kita," katanya.
Zainul mengatakan, pesawat ini dibeli pada pertengahan Desember 2011 lalu. Membutuhkan waktu sekitar dua bulan, untuk mengubah ruang pesawat menjadi kelas. "Kalau siswa lain, ingin studi banding ke sini, hanya dikenai biaya kebersihan sebesar Rp 5.000. Ke depan bisa dikembangkan menjadi lokasi outbond. Tapi masih mempertimbangkan lahan kalau cukup," kata Zainul.
Di dalam pesawat terlihat semua fasilitas masih utuh, tak ada fasilitas yang diganti. Mulai dari tempat duduk hingga fasilitas lain seperti penyejuk udara masih berfungsi.
Ya, Lembaga Pendidikan Al Falah menyulap pesawat Hawker Siddeley (HS) 748 buatan Inggris, menjadi ruang kelas untuk siswa TK dan Play Grup. Hal itu dilakukan demi menunjang semangat belajar anak-anak usia dini tersebut.
Pesawat HS 748 merupakan eks maskapai Buoraq yang dipakai anak perusahaannya Abadi Air. Setelah masa operasinya di Indonesia habis pada 2004 lalu, pesawat dilelang dan dibeli oleh H. Zainul Arifin, seorang pengusaha bidang perbaikan pesawat di Juanda, Surabaya. Pesawat itu lalu dibawa ke Kota Batu untuk dijadikan kelas bagi siswa TK di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Menurut Zainul, kondisi pesawat masih utuh dan 90 persen masih seperti aslinya. Kapasitasnya bisa menampung 58 siswa. “Siapapun bisa masuk dan sekolah di sini. Nanti akan diajari doa-doa setiap hari. Kita akan ciptakan siswa lebih agamis. Apalagi untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu," katanya. Di dalam ruang kelas itu juga disediakan video pembelajaran untuk siswa dan ruang perpustakaan.
Zainul mengatakan, pesawat ini dibeli pada pertengahan Desember 2011 lalu. Membutuhkan waktu sekitar dua bulan, untuk mengubah ruang pesawat menjadi kelas. "Kalau siswa lain ingin studi banding ke sini, hanya dikenai biaya kebersihan sebesar Rp5.000. Ke depan bisa dikembangkan menjadi lokasi outbond juga," jelasnya. Sumber(ITA/Foto: Antara)
Pesawat HS 748 Disulap Jadi Ruang Kelas
BATU, KOMPAScom - Lembaga Pendidikan Al Falah di Kota Batu, Jawa Timur, menyulap pesawat Hawker Siddeley (HS) 748 buatan Inggris, menjadi ruang kelas untuk siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Play Grup (PG). Hal ini dilakukan demi menunjang semangat belajar anak-anak usia dini tersebut.
Pesawat HS 748, yang diberi nama Abadi Air tersebut, adalah eks maskapai Buoraq yang dipakai anak perusahaannya Abadi Air. Setelah masa operasinya di Indonesia habis pada 2004 lalu, pesawat dilelang dan dibeli oleh H Zainul Arifin, seorang pengusaha bidang perbaikan pesawat di Juanda, Surabaya.
Setelah sekian lama, pesawat tersebut dibawa ke Kota Batu menjadi kelas untuk siswa TK yang berlokasi di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. "Soal berapa harganya kurang etis saya sebutkan. Yang penting ini untuk kepentingan generasi muda ke depan, agar memiliki cita-cita tinggi dan berguna bagi agama dan bangsa," kata H Zainul Arifin, yang juga menjadi Ketua Yayasan Al Falah, ditemui menjelang acara persemian ruang kelas TK Al Falah tersebut, Kamis (7/6/2012).
Menurut Zainul, pesawat tersebut bukan untuk bermewah-mewahan. "Setelah diresmikan, siapapun bisa masuk dan sekolah di sini. Nanti akan diajari doa-doa setiap hari. Kita akan ciptakan siswa lebih agamis. Apalagi untuk anak-anak dari keluarga miskin," katanya. "Pesawat masih utuh. Sebanyak 90 persen seperti aslinya. Kapasitasnya bisa menampung 58 siswa," katanya lagi.
Di dalam ruang kelas ini juga disediakan video pembelajaran untuk siswa dan ruang perpustakaan. "Pesawatnya masih aktif. Pembelajarannya memang dibuat unik. Sekolah ini bisa dinikmati kaum muslim dan non muslim. Tapi khusus hari Jumat untuk siswa kita," katanya.
Zainul mengatakan, pesawat ini dibeli pada pertengahan Desember 2011 lalu. Membutuhkan waktu sekitar dua bulan, untuk mengubah ruang pesawat menjadi kelas. "Kalau siswa lain, ingin studi banding ke sini, hanya dikenai biaya kebersihan sebesar Rp 5.000. Ke depan bisa dikembangkan menjadi lokasi outbond. Tapi masih mempertimbangkan lahan kalau cukup," kata Zainul.
Di dalam pesawat terlihat semua fasilitas masih utuh, tak ada fasilitas yang diganti. Mulai dari tempat duduk hingga fasilitas lain seperti penyejuk udara masih berfungsi.
Posting Komentar