Lima Robot UBH Ikut Kontes Robot Cerdas
Lima robot tersebut akan bersaing dengan robot karya mahasiswa dari perguruan tinggi di wilayah I Indonesia, kata Rektor UBH, Prof Dr Hafrijal Syandri, MS di Padang, Jumat. Robot-robot karya mahasiswa UBH akan berlomba dalam kategori kontes robot cerdas yang digelar di stadion Temenggung Abdul Jamal Batam.
Lima robot UBH tersebut telah diberangkatkan ke Batam bersama sembilan mahasiswa yang menciptakannya dan siap menjadi yang terbaik pada KRI wilayah I sekaligus akan mewakili wilayah I pada KRI nasional 2011.
Robot-robot karya UBH itu masing-masing bernama, Outofcamp untuk kategori kontes robot 2011, robot Ambuih_Li V3 untuk kategori kontes robot cerdas beroda dan robot Labi-01 untuk kategori kontes robot cerdas berkaki.
Kemudian, robot sipak-bula untuk kategori robot cerdas battle/robosoccer dan robot rank_mantiak yang akan berlomba pada divisi tari topeng robot.
Rektor mengharapkan, robot-robot UBH itu dapat meraih peringkat terbaik guna mengharumkan nama perguruan tinggi yang menyandang nama tokoh besar Proklamator RI, Bung Hatta itu di tingkat nasioanal.
Jika robot UBH juara di Batam, maka terbuka berkesempatan mengikutinya KRI tingkat nasional dan seterusnya pada pertandingkan di tingkat international mewakili bangsa dan negara, tambahnya.
Pembina Tim Robot UBH, Dr Ir Saiful Jamaan, M.Eng mengatakan, robot-robot karya mahasiswa UBH dapat tampil pada lima divisi perlombaan KRI 2011 yang mengambil tema “Arungan”, atau seni dimiliki robot.
Ia menyebutkan, dalam KRI 2011 hanya tiga (termasuk UBH, red) perguruan tinggi yang bisa menurunkan robotnya dalam lima divisi perlombaan.
Sementara itu, Ketua Tim Robot UBH, Miftah Malay mengatakan, dalam KRI 2011 robot-robot yang berlomba harus bisa mengikuti setiap gerakana manusia dalam melakukan tradisi Arungan.
“Tradisi arungan adalah gerakan-gerakan seni yang merupakan budaya tradisional Thailand dalam membuat sesajen dari bunga,” katanya.
Ia menambahkan, jika robot-robot UBH dapat lolos pada KRI Regional I, maka akan berhak tampil KRI tingkat nasional di Jogyakarta 2011, dan jika kembali lolos akan mewakli undonesia Kontes Robor internasional 2011 di Thailand.
Menurut dia, dalam merakit lima robot yang disiapkan UBH telah dilakukan riset selama tiga tahun dan perakitannya dimulai sejak November 2010 hingga April 2011.
Ia menjelaskan, ke lima robot itu telah ditanami mikrokontroler sehingga memiliki tiga sensor, yakni sensor gambar, jarak dan suara.
Dengan sensor tersebut, maka robot bisa diperintahkan melalui suara atau cahaya. Selain itu, sensor jarak bisa membuat robot menghindari dinding sehingga dapat berjalan tepat ke arah yang dituju.
Untuk menyiapkan segala komponen dan perakitannya, setiap robot menghabiskan dana mencapai Rp15 juta. Semua komponen yang dirakit adalah produk barang impor, tambahnya.
Lima robot UBH tersebut telah diberangkatkan ke Batam bersama sembilan mahasiswa yang menciptakannya dan siap menjadi yang terbaik pada KRI wilayah I sekaligus akan mewakili wilayah I pada KRI nasional 2011.
Robot-robot karya UBH itu masing-masing bernama, Outofcamp untuk kategori kontes robot 2011, robot Ambuih_Li V3 untuk kategori kontes robot cerdas beroda dan robot Labi-01 untuk kategori kontes robot cerdas berkaki.
Kemudian, robot sipak-bula untuk kategori robot cerdas battle/robosoccer dan robot rank_mantiak yang akan berlomba pada divisi tari topeng robot.
Rektor mengharapkan, robot-robot UBH itu dapat meraih peringkat terbaik guna mengharumkan nama perguruan tinggi yang menyandang nama tokoh besar Proklamator RI, Bung Hatta itu di tingkat nasioanal.
Jika robot UBH juara di Batam, maka terbuka berkesempatan mengikutinya KRI tingkat nasional dan seterusnya pada pertandingkan di tingkat international mewakili bangsa dan negara, tambahnya.
Pembina Tim Robot UBH, Dr Ir Saiful Jamaan, M.Eng mengatakan, robot-robot karya mahasiswa UBH dapat tampil pada lima divisi perlombaan KRI 2011 yang mengambil tema “Arungan”, atau seni dimiliki robot.
Ia menyebutkan, dalam KRI 2011 hanya tiga (termasuk UBH, red) perguruan tinggi yang bisa menurunkan robotnya dalam lima divisi perlombaan.
Sementara itu, Ketua Tim Robot UBH, Miftah Malay mengatakan, dalam KRI 2011 robot-robot yang berlomba harus bisa mengikuti setiap gerakana manusia dalam melakukan tradisi Arungan.
“Tradisi arungan adalah gerakan-gerakan seni yang merupakan budaya tradisional Thailand dalam membuat sesajen dari bunga,” katanya.
Ia menambahkan, jika robot-robot UBH dapat lolos pada KRI Regional I, maka akan berhak tampil KRI tingkat nasional di Jogyakarta 2011, dan jika kembali lolos akan mewakli undonesia Kontes Robor internasional 2011 di Thailand.
Menurut dia, dalam merakit lima robot yang disiapkan UBH telah dilakukan riset selama tiga tahun dan perakitannya dimulai sejak November 2010 hingga April 2011.
Ia menjelaskan, ke lima robot itu telah ditanami mikrokontroler sehingga memiliki tiga sensor, yakni sensor gambar, jarak dan suara.
Dengan sensor tersebut, maka robot bisa diperintahkan melalui suara atau cahaya. Selain itu, sensor jarak bisa membuat robot menghindari dinding sehingga dapat berjalan tepat ke arah yang dituju.
Untuk menyiapkan segala komponen dan perakitannya, setiap robot menghabiskan dana mencapai Rp15 juta. Semua komponen yang dirakit adalah produk barang impor, tambahnya.
Posting Komentar